29 Maret 2009

GERAKAN PEMILIH CERDAS ; HMI CABANG BANDA ACEH

BANDA ACEH - Kuatnya dorongan untuk menciptakan perubahan nasib pada Pemilu 2009 membuat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banda Aceh melakukan berbagai gebrakan. Salah satunya dengan mengampanyekan Gerakan Pemilih Cerdas.

Acara yang dibuka Asisten I Pemko Banda Aceh, Said Yulizar tersebut diwarnai dengan pengerahan sekitar 200 relawan HMI untuk menyosialisasikan pesan mengajak masyarakat Kota Banda Aceh menentukan pilihannya dengan cerdas. Dalam kegiatan yang dipusatkan di kawasan Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, para relawan membagikan stiker, brosur, dan bunga kepada masyarakat pengguna jalan.

“Kepada seluruh masyarakat kami imbau agar menggunakan hak pilihnya dengan baik rasional dan tidak mudah terbuai rayuan,” kata Heri Maulizar HR selaku koordinator kegiatan, Sabtu (14/3).

Dia sebutkan, Gerakan Pemilih Cerdas sudah mulai dilakukan sejak 28 Februari dan berakhir pada 14 Maret. Gerakan ini antara lain terfokus pada pelatihan bagi relawan, pemilih pemula, siswa SMA, mahasiswa, dan masyarakat umum. Menandai berakhirnya kegiatan tersebut para peserta membacakan Deklarasi Gerakan Pemilih Cerdas yang dipusatkan di depan Sekretariat HMI Cabang Banda Aceh di Jl Nyak Adam Kamil, Neusu Jaya.

Menurut Heri, gerakan ini juga mengampanyekan agar pemilih untuk menggunakan haknya dan menghindari sikap golput. “Kami mendesak pelaksana pemilu, media masa, calon, dan parpol untuk dapat menjaga pemilu berjalan damai tanpa intimidasi,” ucapnya.

Asisten I Pemko Banda Aceh, Said Yulizar menyatakan apresiasi terhadap gerakan pemilih cerdas. Dia berharap HMI sebagai organisasi kepemudaan dan mahasiswa untuk tetap menjaga netralitas di tengah masyarakat.(sar)



















SENDY MAJAFARA PIMPIN BADKO HMI ACEH

BANDA ACEH - Sendy Majafara terpilih sebagai Ketua Umum Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Aceh dalam Musyawarah Daerah (Musda) ke-IX Badko HMI Aceh di Aula PSBB MAN Model Banda Aceh, Selasa (24/3) malam. Ratusan kader dari sembilan cabang HMI kabupaten/kota di Aceh ikut meramaikan Musda yang dibuka Minggu (22/3), di Asrama Haji, Banda Aceh.

Pemilihan berlangsung alot dan tegang karena ketatnya persaingan antara tiga calon yakni Sendy Majafara, Firmasnyah, dan Devi Satria. Bahkan, sidang terpaksa diskor beberapa kali karena suara-suara dari berbagai cabang belum mengerucut. Lobi-lobi yang dibangun oleh tim sukses masing-masing kandidat membuat jadwal pemilihan mundur hingga larut malam.

Sebelum pemilihan berlangsung, para kandidat ditanyakan kembali kesiapannya untuk maju, dites kemampuan membaca Alquran dan diperiksa kembali persyaratan pencalonan. Namun, saat ditanyakan kesiapan untuk maju, hanya Devi yang memilih mundur karena merasa tidak cukup suara untuk menang dan menyeberang ke kubu Sendy.

Tersisa dua kandidat lagi membuat tim sukses kedua calon harus bekerja keras dan terus membangun lobi dari luar forum untuk mencari dukungan. Pada menit-menit sebelum pemilihan terjadi, beberapa cabang dari kubu Firmansyah menyeberang ke kubu Sendy. Pemungutan suara yang dimulai pukul 01.30 WIB dini hari, ternyata dimenangkan oleh Sendy setelah didukung oleh delapan cabang. Sedangkan Firmansyah akhirnya tidak mendapat suara setelah pendukungnya dari cabang Lhokseumawe memilih abstain akibat beberapa cabang membelot ke kubu Sendy sebelum pemilihan.

Sukseskan pemilu

Setelah meraih kemenangan, Sendy Majafara menegaskan, bahwa program pertama Badko HMI Aceh di bawah pimpinannya adalah menyukseskan Pemilu 2009. Dia mengajak semua kader HMI seluruh Aceh agar bersatu untuk mensosialisasikan gerakan pemilih cerdas kepada masyarakat. “Sebagai kader ummat dan organisasi independen, kita punya kewajiban untuk mencerdaskan masyarakat agar menjadi pemilih cerdas demi masa depan bangsa,” tegasnya usai pemilihan.

Sementara Ketua Umum demisioner Badko HMI Aceh, Amiruzzahri mengingatkan, kepada ketua terpilih agar mampu menjaga independensi organisasi HMI dalam Pemilu 2009. Karena banyak calon legislatif (caleg) daerah dan pusat dari berbagai partai politik merupakan alumni HMI. “HMI punya ribuan kader di Aceh, ini bisa menjadi alasan para Caleg dari alumni HMI untuk turun gunung menjelang pemilu. Sehingga perlu ketegasan ketua umum untuk menjaga independensi organisasi HMI,” ajaknya.

Seorang alumni HMI, Ampuh Devayan mengingatkan kader HMI agar kembali bersatu setelah pemilihan dan tetap menjaga independensi organisasi dalam Pemilu 2009. Sekarang, sebutnya, Badko HMI Aceh sudah terpilih pemimpin baru secara demokrastis dan menjadi kewajiban para kader untuk mendukung dan membantu sepenuhnya. “Kader HMI punya kekuatan karena ada ideologi yang membuatnya bersatu dalam keadaan apapun,” ujarnya yang hadir dalam pemilihan tersebut.(hd)

Harian Serambi Indonesia, 27 Maret 2009