27 Januari 2009

MASRIZAL TERPILIH SEBAGAI KETUA UMUM HMI CABANG LANGSA

Masrizal yang sebelumnya Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Langsa terpilih sebagai ketua Umum HMI Cabang Langsa pada Konprensi Cabang (Konpercab) ke XX di Gedung Islamic Center Langsa.

Ketua Panitia Konprensi HMI Cabang Langsa, M.Wahyuddin mengatakan, Konprensi cabang tersebut merupakan agenda wajib yang harus dilaksanakan oleh pengurus HMI setiap akhir periode kepengurusan. “Konperensi ini akan berlangsung selama tiga hari mulai 23 s/d 25 Januari 2009 ini, alhamdulilah acara ini berjalan sukses dan HMI Cabang Langsa telah menemukan sosok pemimpin baru yang baik dan lebih bertanggung jawab,” ucap Wahyuddin.

Persaingan antar kandidat calon ketua umum HMI Cabang Langsa periode 2009/2010 sudah mulai bermunculan dan beraksi mencari dukungan suara dari pengurus HMI komisariat yang ada di Kota Langsa. Konprensi HMI ini diikuti oleh tujuh komisariat penuh dan satu komisariat persiapan dengan jumlah suara pemilih 18 suara untuk menentukan siapa ketua umum HMI kedepan telah dan dibuka oleh Ketua Umum Badko HMI NAD Kanda Amiruzzahri. Kandidat yang bersaing adalah Masrizal, Syamsuddin, Almuyasir dan T.Rahmadhani,” sebut Wahyuddin seraya menambahkan, dan kandidat terkuat adalah Masrizal yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Umum HMI Cabang Langsa.

Terpilihnya Masrizal setelah menyisihkan beberapa kandidat memberikan warna baru dalam regenerasi organisasi HMI Cabang Langsa, karena masih banyak agenda lembaga yang harus terus digerakkan untuk terus memobilisasi gerak nadi lembaga perkaderan ini. (Yef)

PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

Orang dewasa memiliki banyak tanggung jawab sehingga mereka mesti menyeimbangkan antara kebutuhan dan pembelajaran. Malcom Knowles, pelopor Andragogy, mengazaskan empat prinsip Pembelajaran Orang Dewasa: Pertama, orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanan dan evaluasi pengajaran. Perencanaan pengajaran perlu dimusyawarahkan terlebih dahulu. Penggunaan sumber pembelajaran seperti buku pelajaran sebaiknya didiskusikan sebelum proses belajar-mengajar dimulai. Evaluasi pengajaran dilaksanakan untuk mendapatkan feedback (masukan) demi perbaikan proses pemebelajaran ke depan. Peserta didik kelompok ini mendesak untuk dilibatkan karena mereka tidak hanya bisa berkontribusi terhadap pemberdayaan pengajaran, tetapi juga turut mendiagnosa kalau proses dan materi pembelajaran sudah memenuhi kebutuhan khusus (special needs) mereka.

Kedua, orang dewasa tertarik untuk mempelajari subjek-subjek yang punya relevansi langsung dengan kehidupan pribadi dan pekerjaan atau karir mereka. Kebanyakan peserta Pembelajaran Orang Dewasa adalah mereka yang berkeinginan menatar (upgrade) mereka sendiri untuk tidak tertinggal di bidang yang sedang mereka tekuni. Ada juga kelompok peserta didik jenis ini yang dipersiapkan untuk terlibat dalam program tertentu seperti pemberdayaan ekonomi, misalnya. Oleh karenanya, relevansi pembelajaran dan materinya harus benar-benar dipertimbangkan.

Ketiga, pengalaman (termasuk kesalahan-kesalahan) peserta didik memberi dasar bagi aktivitas-aktivitas pembelajaran. Mereka sudah dan sedang meniti karir, peserta didik sudah terbekali dengan pengalaman-pengalaman kerja yang memadai. Namun, dalam menjalankan tugas sehari-hari, mereka terkadang membuat kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh faktor luar seperti manajemen atau faktor keterbatasan mereka sendiri. Jadi, pengalaman dan kesalahan harus menjadi dasar bagi aktivitas pembelajaran mereka.

Keempat, Pembelajaran Orang Dewasa adalah problem-centered ketimbang content-oriented. Pembelajaran jenis ini dirancang sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana yang mengarah kepada aktivitas-aktivitas pemecahan masalah (problem-solving activities). Dengan demikian, pembelajaran tidak terpusat pada isi materi tertentu, tetapi mengacu kepada hal-hal praktis dan menghargai pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (prior knowledge).

Selain itu, ada enam sumber motivasi belajar bagi Pembelajaran Orang Dewasa. Pertama, hubungan sosial (social relationships). Diakui bahwa kedekatan (closeness) antara pendidik dengan peserta didik bisa memberi kontribusi positif terhadap keberhasilan pembelajaran. Hubungan sosial yang baik antara peserta didik dan fasilitator dijamin menciptakan motivasi tersendiri terutama bagi pelajar.

Dua, harapan-harapan eksternal (external expectations) medorong timbulnya motivasi belajar bagi orang dewasa. Orang dewasa berbeda dengan anak didik biasa, mereka belajar memiliki tujuan yang jelas bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka.

Tiga, adalah kesejahteraan sosial (social welfare). Memang tidak ada yang bisa memastikan bahwa peserta program pendidikan ini langsung mengantarkan lulusannya menjadi sejahtera. Namun, kesejahteraan sosial merupakan salah satu alasan kenapa mereka menempuh pendidikan ini.

Empat, promosi atau peningkatan karir (personal advancement) juga menjadi pemicu bagi mereka meluangkan waktu dan merelakan diri untuk program pembelajaran ini. Lima, rangsangan (stimulation). Orang dewasa yang berpartisipasi dalam program ini biasanya mereka yang meninggalkan rutinitasnya sehari-hari (escape). Rangsangan yang diberikan yang berhubungan dengan program ini diasumsikan menjadi pendorong bagi mereka.

Enam atau yang terakhir adalah ketertarikan kognitif (cognitive interest). Ketertarikan kognitif juga bisa menggairahkan para peserta didik jenis ini. Metode mempelajaran yang menarik, memikat, menyita perhatian dan memperlama retensi perlu diterapkan.

Instruktur juga bisa memotivasi peserta dengan merelevansikan bahan pelajaran dengan kebutuhan peserta, memberi perhatian yang tepat sasaran dan takaran, sesuai dengan kebutuhan mereka, dan menyesuaikan tingkat kesulitan pembelajaran. Orang dewasa memiliki banyak tanggung jawab sehingga mereka mesti menyeimbangkan antara kebutuhan dan pembelajaran. Mereka sering menghadapi masalah finansial, waktu dan percaya diri (confidence). Minat belajar mereka juga mungkin sudah menurun sesuai dengan semakin lanjutnya usia mereka. Mereka sudah punya keluarga dan anak yang menjadi tanggungan mereka. Kebanyakan orang tua (out-going generation) lebih mengutamakan pendidikan anak-anak mereka (in-coming generation) ketimbang pendidikan mereka sendiri.

Pembelajaran orang dewasa bisa berlansung di perguruan tinggi secara formal dan bisa juga dalam bentuk pelatihan-pelatihan (training) yang kerap dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pemerintah dan swasta atau bahkan lembaga-lembaga nirlaba (non-governmental organization). Sebagian orang dewasa tidak begitu tertarik dengan pelatihan-pelatihan seperti yang selama ini dilakukan NGO di Aceh. Mereka lebih tertarik dengan program-program yang dibayar langsung tunai (cash for work program). Mereka kurang tertarik dengan pembekalan-pembekalan dalam bentuk ketrampilan yang bisa memberi manfaat jangka panjang terhadap kehidupan mereka.[]

Drs. Syarwan Ahmad, MA (Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry dan mahasiswa Program S3 Faculty of Education, University of Malaya)

24 Januari 2009

KECAMAN TERHADAP PERGUB NO. 25/2007

LHOKSEUMAWE- Kecaman terhadap Peraturan Gubernur (Pergub) Nanggroe Aceh Darussalam No. 25/2007, terus menuai kritikan dari kalangan masyarakat dan mahasiswa. Kali ini, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Lhokseumawe- Aceh Utara, secara tegas menyatakan Gubernur NAD Irwandi telah mengkhianati rakyatnya sendiri.

Pasalnya, dengan mengeluarkan peraturan tersebut tentang mengizinkan bagi orang kafir yang ada di Aceh untuk menambah rumah ibadah mereka, bila mereka ada 150 orang di suatu daerah. Ketua Umum HMI Cabang Lhokseumawe- Aceh Utara, Armiadi didampingi Sekretaris Umumnya, Muzakir, kepada wartawan koran ini, Jum’at (23/1) menegaskan, sepertinya Irwandi (Gubernur,red), sudah mengalahkan aturan yang telah ada tentang Syariat Islam yang sudah berlakukan di Aceh.

“Perlu diketahui, Aceh masih ada kaitannya dengan kata “D.I” (Daerah Istimewa), dimana peraturan yang dikeluarkan di Jakarta tidak semua peraturan wajib kita ikuti. Karena Aceh daerah Istimewa dan punya Undang-undang Pemerintah Aceh. Tapi Gubernur tidak melihat Undang-undang tentang penerapan Syariat Islam di Aceh yang sedang berjalan hingga saat ini,” tegas Armiadi.

Sebut dia, Pergub yang ditandatangani oleh Gubernur Aceh dan Sekda ini, pada 19 Juni 2007 lalu yang telah ditetapkan tersebut, benar-benar mengkhianati rakyat Aceh. Padahal, sebelumnya dalam Kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2006 lalu, Irwandi selalu mengatakan akan membangun Aceh dan menegakkan Syariat Islam secara kaffah di Bumi Serambi mekkah ini.

Namun, sebut Armiadi, kenyataan yang terjadi saat ini Gubernur Irwandi malah mengeluarkan Pergub yang bukan-bukan serta menglecehkan penerapan Syariat Islam di Aceh. Dengan adanya Pergub tersebut dapat memberikan peluang kepada umat-umat non muslim untuk memperbanyak rumah ibadah mereka.

“Tentunya ini akan dapat mengalahkan mesjid-mesjid yang ada di Aceh, karena aturan yang diterapkan di Aceh dulu untuk membangun mesjid hanya boleh satu untuk satu kemukiman. Jika sekarang dalam satu Kabupaten/Kota di Aceh ada satu rumah ibadah non muslim maka untuk kedepan juga setiap kecamatan akan ada satu rumah ibadah,” ucap Armiadi lagi.

Lanjut dia, jika ada 150 orang dalam satu gampong sudah bisa mendidirikan rumah ibadah. Begitulah aturan yang tertera dalam Pergub yang dikeluarkan pemerintah Aceh pada pasal 3 ayat 2 poin a yang berbunyi, daftar nama dan kartu tanda penduduk pengguna rumah ibadah paling sedikit 150 orang disahkan oleh pejabat setempat sesuai dengan batas wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 3.

Sementara alasan Gubernur Aceh Irwandi, mengeluarkan Pergub tersebut adalah untuk menjaga kerukanan umat beragama. “Kalau alasan ini digunakan, sangatlah tidak logis dan tak masuk akal. Karena selama ini tidak pernah kita mendengarkan keributan antara umat islam dan umat beragama lainnya di Aceh. Malah yang sangat kita takutkan dengan adanya Pergub ini akan terjadi keributan, karena banyak rumah ibadah non muslim di Aceh yang bakal dibangun,” imbuhnya.

Lebih jauh Armiadi, atas nama HMI dan masyarakat Aceh, meminta kepada Pemerintah Aceh untuk segera mencabut Pergub Gubernur tersebut dalam wakut dekat ini. "Jika tidak dicabut Pergub 25/2007 itu, ribuan masyarakat dan mahasiswa akan turun ke jalan dan menuju ke Banda Aceh. Guna melakukan aksi protes dengan telah dikeluarkanya peraturan atau kebijakan yang tidak bermanfaat bagi rakyat Aceh," tegasnya. (arm)

12 Januari 2009

HMI CABANG BIREUEN NAD Doa Istiqasah untuk Palestina

BIREUEN – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bireuen bersama ratusan siswa, jajaran Pemkab Bireuen termasuk TNI/Polri, Jumat (9/1) mengikuti doa tolak bala besar (Istiqasah Qubra) di Masjid Agung Bireuen. Kegiatan untuk mendoakan musli Palestina yang kini terus digempur zionis Israel itu berlangsung dua jam, mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.

Muhajir Zubir, pengurus HMI kepada Serambi mengatakan ratusan warga Palestina telah menjadi korban kebiadaban serangan zionis Isreal sejak dua pekan lalu. Berbagai kecaman telah dialamatkan kepada Israel, bukan saja masyarakat muslim, tapi warga non Islam di berbagai negara juga mengutuk perbuatan mereka. “HMI Bireuen juga tidak tinggal diam atas kejadian itu,” katanya.

Menurutnya, Doa Istiqasah Qubra salah satu bentuk perhatian dari masyarakat Bireuen untuk keselamatan mereka dan menjadi bagian memberantas kezaliman yang dilakukan zionis Israel dan sekutunya. Amatan Serambi, ratusan siswa SMA ditambah puluhan pejabat Pemkab Bireuen dengan khidmat membacakan doa-doa. Selain melakukan doa bersama, HMI juga mengumpulkan bantuan dana untuk disumbangkan kepada musli Palestina.(yus)

Antara Gaza, Grace, TV One dan Karni Ilyas


Dalam Apa Kabar Indonesia Pagi Senin 5 Januari 2009, dengan halus Indriarto Priyadi dan terutama Grace Natalie mencoba menggiring opini pemirsa bahwa Israel "terpaksa" menyerang. Mereka berbincang bahwa Israel tak akan berhenti menyerang jika serangan roket Hamas tak dihentikan. Dalam sesi pertama dengan pengamat Bantarto Bandoro, pembicaraan berkutat pada Hamas yang memang mengganggu dan "memancing" serangan Israel dengan serangan roket ke negeri zionis itu.

Pengamat internasional CSIS itu juga menyebut bahwa perang akan berlangsung lama
karena -tidak seperti agresi Israel ke Lebanon yang dipukul Hizbullah
dan "ditengahi" pasukan PBB- Hamas menolak kehadiran pasukan
perdamaian. Opini pemirsa pun tergiring kepada kesimpulan: Israel
menyerang karena kesalahan Hamas dan serangan akan terus berlanjut
karena Hamas dengan degil menolak campur tangan internasional PBB.
Kerja tim yang baik antara Indriarto, Grace dan sang pengamat CSIS.

Menjelang sesi berikutnya, wawancara dengan KH. Ahmad Satori dari Ikatan Dai
Indonesia (Ikadi), Indriarto membuka dengan menyebutkan seruan boikot
produk "yang katanya" dari Amerika oleh beberapa kelompok (Muslim tentu
saja). Ungkapan agak sinis ini kemudian ditimpali Grace, "padahal
mereka suka menggunakan produk itu." Sebuah judgement bahwa kelompok
Muslim yang menyerukan boikot produk Amerika sebenarnya justru pecinta
produk itu.

Sekitar dua hari sebelumnya, dalam sebuah ilustrasi tentang sejarah konflik di
Palestina, narator TV One menyebutkan bahwa tanah Palestina dikuasai
Israel setelah gerilyawan Israel berhasil memaksa Inggris-yang diberi
mandat oleh PBB- hengkang dari sana. Ini adalah kedustaan yang bodoh
dan buta sejarah. Kenyataannya Inggris sejak 1917 memang berencana
memberikan tanah Palestina untuk dijadikan negara Israel oleh kelompok
zionis Yahudi. Deklarasi Balfour dengan jelas membuktikan kedustaan ini.

Ada juga penayangan rekaman video dari pihak Israel yang
mengebom sebuah masjid. Serangan keji yang menghancurkan rumah ibadah
dan menewaskan jamaahnya ini dilakukan dengan alasan masjid menjadi
gudang penyimpanan roket-roket Al-Qassam. Ada cuplikan menarik dalam
video itu, setelah ledakan bom pertama ada ledakan kedua (secondary
explosion ) yang diberi tanda dan catatan oleh editor video Israel.

Hal itulah yang diklaim sebagai "bukti" adanya roket di dalam masjid. Yang
menggelitik, cuplikan itu selalu diulang-ulang oleh TV One dalam
tayangan berita tentang serangan Israel.

Beberapa poin di atas menunjukkan adanya upaya penggiringan opini oleh TV One. Yaitu
agar publik di Indonesia, termasuk umat Muslim, yang mengutuk serangan
brutal dan keji Israel menjadi "memaklumi." Pertanyaannya, kenapa hal
itu dilakukan TV One?

Jauh sebelumnya, Grace Natalie jugamelakukan penggiringan opini dalam berita kasus terorisme Palembang. Grace, yang "meninjau" lokasi pesantren yang dituduh menjadi sarang dantempat latihan tersangka teroris Palembang, melengkapi laporannya
dengan ilustrasi bahwa pesantren itu "aneh" karena hanya memiliki
sepuluh santri.

Kalau saja Grace seorang Muslim, atau rajin
mengamati pesantren-pesantren kecil di pedesaan, niscaya ia akan
menemukan pesantren (rintisan tentu saja) yang hanya memiliki lima,
empat, tiga atau bahkan satu santri saja. Keheranan seorang Grace yang
bukan Muslim dan tidak memahami dunia pesantren memang wajar. Namun
komentar bodohnya bahwa hal itu "aneh" memberi bobot bagi penggiringan
opini bahwa pesantren adalah sarang teroris.

Tapi terlepas dari hal tadi, Grace Natalie dan TV One memang hebat. Liputan mereka
tentang kasus terorisme selalu berhasil mencapai level eksklusif. Saat
para wartawan di Yogyakarta tak bisa mendekati rumah tempat Mbah alias
Zarkasih ditangkap, Grace malah terlihat ada di mobil Densus 88 yang
melakukan penangkapan. Tak heran jika dalam pemberitaan penangkapan
tersangka teroris di Palembang pun Grace bisa masuk rumah salah satu
tersangka dan memamerkan "temuannya," sebilah pedang samurai yang biasa
dijajakan di kakilima. Tak begitu dahsyat, tapi lumayan, bisa menambah
bobot penggiringan opini bahwa itu memang rumah teroris.

Bos Grace, Karni Ilyas, malah lebih hebat lagi. Pada saat penangkapan
Amrozi, ia melaporkan langsung dari TKP, padahal posisinya waktu itu
Pemred SCTV. Demikian juga saat penyerbuan di Batu yang berakhir dengan
kematian Dr. Azahari, Karni yang waktu itu Pemred Anteve melaporkan
langsung dari TKP. Di mana ada kasus terorisme besar yang terungkap, di
situ pasti ada Karni Ilyas atau anak buahnya -salah satunya Grace
Natalie. Hubungan Karni yang dekat dengan Komjen. Gories Mere
membuatnya selalu mendapatkan liputan eksklusif tentang operasi Densus 88.
Jangan lupa juga bagaimana reporter TV One (waktu itu
masih bernama Lativi) Alfito Deannova berhasil mengajak Ali Imron
-terpidana seumur hidup kasus Bom Bali yang seharusnya meringkuk dalam
penjara- jalan-jalan menapaktilasi lokasi persiapan dan pelaksanaan Bom
Bali. Ali memang fenomenal, saat kawan-kawannya meringkuk dalam sel, ia
malah bisa ngopi bareng Gories Mere di Kafe Starbucks yang di yakini
salah sebuah usaha milik jaringan zionis internasional.

Ketika hal itu memicu kegemparan, Gories beralasan bahwa Ali dibon untuk
mengungkap jaringan teroris. Ini masih masuk akal, Gories memang
berwenang melakukan berbagai upaya dalam penyidikan. Namun bagaimana
bisa TV One "mengebon" Ali yang napi untuk acara eksklusifnya?
Lagi-lagi stasiun televisi yang sahamnya dimiliki oleh taipan media
keturunan Yahudi Rupert Murdoch -melalui Star TV Group- ini memang hebat.

Okelah,bisa jadi Karni Ilyas berniat baik, memfasilitasi Polri dengan stasiun
televisi tempatnya bekerja dalam kampanye pembentukan opini memerangi
terorisme di Indonesia. Biarlah kelompok Muslim dan pesantren yang
sempat menjadi sasaran kampanye itu marah dan sedih, toh mereka masih
bisa membantah, ini negeri demokrasi tempat pendapat bebas diumbar kan?
Tapi sangat jahat kalau Hamas, Muslim Palestina dan bangsa
terjajah itu kemudian dihalangi dari dukungan Muslim dan bangsa
Indonesia. Yaitu dengan membentuk opini bahwa Israel tidak salah kalau
menyerang mereka. Salah mereka sendiri melakukan perlawanan
terus-menerus pada penjajah zionis yang jauh lebih kuat. Ini adalah
kampanye terselubung mendukung kekejian zionisme.

http://www.muslimda ily.net/2009/ 01/05/Antara+ Gaza%2C+Grace% 2C+TV+One+ dan
+Karni+Ilyas+ .html

ISRAEL TERORIS INTERNASIONAL

ISRAEL dan sepak terjangnya adalah perilaku biadab yang tak dapat
diampuni, sebagai muslim, kita harus melawannya! bagaimana pun dan
cara apapun yang dapat kita lakukan.Muslim harus dapat berbuat untuk
membantu saudara muslim di Palestina.

Sekarang...
bukan saatnya lagi meminta bantuan dan campur tangan negara Amerika,
Inggris, Australia.
Tidaakk..... !!
Mereka itu sama saja dengan Israel, bagaimana dapat meminta bantuan
untuk menghentikan perang melawan Palestina. Mereka tidak dapat
menghentikan pembantaian yang dilakukan ISrael, karena apa yang
dilakukan negara Israel adalah SAMA dengan yang diinginkan oleh
Amerika dan sekutu-sekutunya.

Ingat.... itu!!
jangan pernah meminta bantuan Amerika dan sekutunya serta PBB untuk
menghentikan perang di jalur Gaza....
Karena aktor dibalik semua itu adalah Amerika dengan segala tipu
dayanya yang licik. pandai memutar balikkan fakta ke dunia internasional.

Muslim... saudaraku!!
kewajiban kita untuk membelah saudara sendiri yang seiman dan
sekeyakinan, jangan pakai istilah tapi-tapian. ..
Jiwa saudara sendiri di Palestina satu demi satu merengang nyawa..!!

Apakah kita tega... dan tidak berpikir meminta bantuan Amerika untuk
menghentikan peperangan itu, yang nyatanya kalau Amerika campur tangan
bukan kedamaian yang akan ditemui tapi, mungkin peperangan di
Palestina akan semakin panjang dan lebih sadis lagi.

Sekarang...! !
Muslim harus bersatu, janga mudah digertak dan dicerai-beraikan oleh
slogan kaum yahudi dengan istilah TERORIS.

08 Januari 2009

BADKO HMI ACEH BERSAMA ELEMEN SIPIL GALANG BANTUAN UNTUK PALESTINA


BADKO HMI ACEH bersama puluhan elemen sipil di Nanggroe Aceh Darussalam membentuk satu komite bersama atas nama masyarakat Aceh guna menyikapi masalah kemanusiaan untuk umat Islam di Palestina. Komite bersama yang dinamakan Komite Solidaritas Aceh untuk Palestina tersebut juga menggalang bantuan dana dari masyarakat Aceh.

“Direncanakan fokus kami selama sebulan ke depan, menggalang dana dari seluruh pelosok Aceh untuk bantuan kemanusiaan ke Palestina. Bagi masyarakat yang ingin menyumbang silakan ke rekening Bank BNI atas nama Yusrina, bendahara komite, dengan nomor rekening 0117486351,” papar Ketua Komite Amirruzzahri yang juga Ketua Umum BADKO HMI NAD, Selasa (6/1).

Kepada para pengurus mesjid mengumpulkan dana amal pada hari Jumat mulai 9 Januari hingga 31 Januari agar dapat diberikan kepada rakyat Palestina yang akan dikumpulkan melalui Badan Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Aceh sebagai bagian dari komite bersama itu.

Menurut anggota tim perumus, Reza Idria, selama beberapa hari ini, keinginan masyarakat dari seluruh pelosok Aceh untuk dapat memberikan bantuan pun sangat tinggi.

Sumber : Harian Serambi Indonesia 07 Januari 2008