31 Januari 2010

T. Aan Fariza Pimpin HMI Cabang Banda Aceh

BANDA ACEH - Sebanyak 32 pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banda Aceh periode 2009-2010 dibawah kepemimpinan Teuku Aan Fariza dilantik di Anjong Monmata, Banda Aceh, Sabtu (16/1) malam. Pelantikan dilakukan PB HMI yang di wakili Ketua Umum Badko HMI Aceh, Sendy Majafara, untuk menggantikkan pengurus lama dibawah kepemimpinan Zainal Fikri.

Walikota Banda Aceh, Mawardy Nurdin dalam sambutannya mengharapkan kepada pengurus HMI, supaya membantu Pemerintah Kota Banda Aceh dalam berbagai bidang. Selain itu, walikota mengajak anggota HMI supaya berperan aktif untuk mendukung Banda Aceh sebagai bandar wisata Islami. “Pemkot sangat mengharapkan dukungan semua pihak sehingga Banda Aceh terus berkembang dalam segala bidang,” ujarnya.

Ketua Umum HMI Cabang Banda Aceh, Teuku Aan Fariza mengatakan, dibawah kepengurusannya akan fokus meningkatkan perkaderan dikalangan mahasiswa. Melalui perkaderan ini, harapnya, bisa melahirkan generasi muda yang punya wawasan luas dan Islami. Sebab, ditengah perkembangan zaman yang modern ini sangat diperlukan generasi muda yang berjiwa Islami dan berpikiran modern. “Aceh masih membutuhkan intelektual muda yang islami untuk membangun negeri yang kita cintai ini,” ujarnya.(hd)  

Serambi Indonesia, 18 Januari 2010

Badko HMI Aceh: Status Sabang Harus Dipertahankan

BANDA ACEH – Pengurus Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Aceh meminta agar status Sabang sebagai kawasan perdagangan bebas (free trade zone) dan pelabuhan bebas (free port), sebagaimana diatur dalam UU No.37 Tahun 2000 supaya tetap dipertahanakan. Karena status tersebut bisa meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan perekonomian Aceh secara keseluruhan.

Permintaan tersebut disampaikan Ketua Umum Badko HMI Aceh, Sendy Majafara dalam siaran pers kepada Serambi Kamis (28/5), menanggapi proses pembahasan Rancangan Undang-Undang Kawasan Ekonomi Khusus (RUU KEK) di DPR RI. Seperti diberitakan kemarin, status Sabang sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas sedang terancam, setelah sebagian besar fraksi di DPR RI menyetujui perubahan status Sabang.

Sendy menyatakan, status Sabang telah dilindungi UU Nomor 11 Tahun 2006, Pasal 169 UUPA. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa Pemerintah bersama Pemerintah Aceh mengembangkan Kawasan Perdagangan Sabang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional melalui berbagai bidang kegiatan. Seperti bidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi dan maritim, pos dan telekomunikasi, perbankan, asuransi, pariwisata, pengolahan, pengepakan, dan gudang hasil pertanian, perkebunan, perikanan, dan industri dari kawasan sekitarnya. “Jika RUU KEK disahkan, ini sama dengan mengabaikan UUPA,” tegasnya.

Untuk itu, Sendy mengharapkan kepada Pemerintah Aceh, Pemerintah Kota Sabang, Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), DPRK Sabang, dan DPR Aceh agar segera duduk bersama membahas persoalan ini dan mendesak pemerintah pusat supaya tidak mencabut status Sabang. “Justru ke depan perlu mendesak pemerintah pusat untuk bekerjasama dengan Pemerintah Aceh membangun Sabang menjadi pelabuhan yang bertaraf internasional,” ujarnya.

Keberadaan kawasan Sabang, harap Sendy, bisa menjadi pintu ekspor-impor yang berskala nasional dan internasional dengan menghubungkan 23 kabupaten/kota di Aceh. Sehingga kawasan Sabang bisa berfungsi untuk mendongkrak perekonomian Aceh secara keseluruhan. “Ini menjadi tantangan Pemerintah Aceh, dan Pemerintah Kota Sabang agar status yang sudah berlaku hampir sepuluh tahun ini bisa membawa manfaat bagi kesejahteraan dan kemajuan Aceh,” ujarnya.(hd) 

www.serambinews.com on 29 May 2009, 10:15

03 Januari 2010

AMIRUZZAHRI, MoT Intermediate Training (LK II) HMI Cabang Takengon

TAKENGON - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Takengon menggelar Intermediate Training atau Latihan Kader II (LK-II) Regional Sumatera di Hotel Buntul Kubu, Takengon, Aceh Tengah. Pelatihan itu dibuka oleh Bupati Aceh Tengah Ir H Nasaruddin MM, Minggu (1/11) di Bale Pendari Takengon. Training yang akan berlangsung hingga 6 November 2009 itu diikuti oleh utusan tujuh HMI Cabang di bawah Badan Koordinasi (Badko) HMI Sumatera Utara dan Aceh.

Ketua HMI Cabang Takengon, Mizan Adli, Senin (2/11) mengatakan, LK-II HMI Regional Sumatera itu dikuti empat HMI Cabang di bawah Badko HMI Sumut yakni HMI Cabang Medan, HMI Cabang Pematang Siantar, HMI Cabang Langkat dan HMI Cabang Labuhan Batu. Sedangkan tiga HMI Cabang di bawah Badko HMI Aceh yakni HMI Cabang Tapak Tuan, HMI Cabang Meulaboh, dan HMI Cabang Takengon.

Selama pelatihan, sebanyak 26 orang peserta digembleng oleh Master of Training Badko HMI Aceh, Amiruzzahri. Mizan Adli mengatakan, LK-II bertujuan untuk membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan pengetahuan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Di samping itu, mahasiswa sebagai aset bangsa harus dibekali dengan berbagai pengetahuan, sehingga akan terbentuk generasi penerus yang memiliki wasasan dan intelektual yang dibutuhkan untuk membangun bangsa Indonesia ke depan.(min)