12 Januari 2009

Antara Gaza, Grace, TV One dan Karni Ilyas


Dalam Apa Kabar Indonesia Pagi Senin 5 Januari 2009, dengan halus Indriarto Priyadi dan terutama Grace Natalie mencoba menggiring opini pemirsa bahwa Israel "terpaksa" menyerang. Mereka berbincang bahwa Israel tak akan berhenti menyerang jika serangan roket Hamas tak dihentikan. Dalam sesi pertama dengan pengamat Bantarto Bandoro, pembicaraan berkutat pada Hamas yang memang mengganggu dan "memancing" serangan Israel dengan serangan roket ke negeri zionis itu.

Pengamat internasional CSIS itu juga menyebut bahwa perang akan berlangsung lama
karena -tidak seperti agresi Israel ke Lebanon yang dipukul Hizbullah
dan "ditengahi" pasukan PBB- Hamas menolak kehadiran pasukan
perdamaian. Opini pemirsa pun tergiring kepada kesimpulan: Israel
menyerang karena kesalahan Hamas dan serangan akan terus berlanjut
karena Hamas dengan degil menolak campur tangan internasional PBB.
Kerja tim yang baik antara Indriarto, Grace dan sang pengamat CSIS.

Menjelang sesi berikutnya, wawancara dengan KH. Ahmad Satori dari Ikatan Dai
Indonesia (Ikadi), Indriarto membuka dengan menyebutkan seruan boikot
produk "yang katanya" dari Amerika oleh beberapa kelompok (Muslim tentu
saja). Ungkapan agak sinis ini kemudian ditimpali Grace, "padahal
mereka suka menggunakan produk itu." Sebuah judgement bahwa kelompok
Muslim yang menyerukan boikot produk Amerika sebenarnya justru pecinta
produk itu.

Sekitar dua hari sebelumnya, dalam sebuah ilustrasi tentang sejarah konflik di
Palestina, narator TV One menyebutkan bahwa tanah Palestina dikuasai
Israel setelah gerilyawan Israel berhasil memaksa Inggris-yang diberi
mandat oleh PBB- hengkang dari sana. Ini adalah kedustaan yang bodoh
dan buta sejarah. Kenyataannya Inggris sejak 1917 memang berencana
memberikan tanah Palestina untuk dijadikan negara Israel oleh kelompok
zionis Yahudi. Deklarasi Balfour dengan jelas membuktikan kedustaan ini.

Ada juga penayangan rekaman video dari pihak Israel yang
mengebom sebuah masjid. Serangan keji yang menghancurkan rumah ibadah
dan menewaskan jamaahnya ini dilakukan dengan alasan masjid menjadi
gudang penyimpanan roket-roket Al-Qassam. Ada cuplikan menarik dalam
video itu, setelah ledakan bom pertama ada ledakan kedua (secondary
explosion ) yang diberi tanda dan catatan oleh editor video Israel.

Hal itulah yang diklaim sebagai "bukti" adanya roket di dalam masjid. Yang
menggelitik, cuplikan itu selalu diulang-ulang oleh TV One dalam
tayangan berita tentang serangan Israel.

Beberapa poin di atas menunjukkan adanya upaya penggiringan opini oleh TV One. Yaitu
agar publik di Indonesia, termasuk umat Muslim, yang mengutuk serangan
brutal dan keji Israel menjadi "memaklumi." Pertanyaannya, kenapa hal
itu dilakukan TV One?

Jauh sebelumnya, Grace Natalie jugamelakukan penggiringan opini dalam berita kasus terorisme Palembang. Grace, yang "meninjau" lokasi pesantren yang dituduh menjadi sarang dantempat latihan tersangka teroris Palembang, melengkapi laporannya
dengan ilustrasi bahwa pesantren itu "aneh" karena hanya memiliki
sepuluh santri.

Kalau saja Grace seorang Muslim, atau rajin
mengamati pesantren-pesantren kecil di pedesaan, niscaya ia akan
menemukan pesantren (rintisan tentu saja) yang hanya memiliki lima,
empat, tiga atau bahkan satu santri saja. Keheranan seorang Grace yang
bukan Muslim dan tidak memahami dunia pesantren memang wajar. Namun
komentar bodohnya bahwa hal itu "aneh" memberi bobot bagi penggiringan
opini bahwa pesantren adalah sarang teroris.

Tapi terlepas dari hal tadi, Grace Natalie dan TV One memang hebat. Liputan mereka
tentang kasus terorisme selalu berhasil mencapai level eksklusif. Saat
para wartawan di Yogyakarta tak bisa mendekati rumah tempat Mbah alias
Zarkasih ditangkap, Grace malah terlihat ada di mobil Densus 88 yang
melakukan penangkapan. Tak heran jika dalam pemberitaan penangkapan
tersangka teroris di Palembang pun Grace bisa masuk rumah salah satu
tersangka dan memamerkan "temuannya," sebilah pedang samurai yang biasa
dijajakan di kakilima. Tak begitu dahsyat, tapi lumayan, bisa menambah
bobot penggiringan opini bahwa itu memang rumah teroris.

Bos Grace, Karni Ilyas, malah lebih hebat lagi. Pada saat penangkapan
Amrozi, ia melaporkan langsung dari TKP, padahal posisinya waktu itu
Pemred SCTV. Demikian juga saat penyerbuan di Batu yang berakhir dengan
kematian Dr. Azahari, Karni yang waktu itu Pemred Anteve melaporkan
langsung dari TKP. Di mana ada kasus terorisme besar yang terungkap, di
situ pasti ada Karni Ilyas atau anak buahnya -salah satunya Grace
Natalie. Hubungan Karni yang dekat dengan Komjen. Gories Mere
membuatnya selalu mendapatkan liputan eksklusif tentang operasi Densus 88.
Jangan lupa juga bagaimana reporter TV One (waktu itu
masih bernama Lativi) Alfito Deannova berhasil mengajak Ali Imron
-terpidana seumur hidup kasus Bom Bali yang seharusnya meringkuk dalam
penjara- jalan-jalan menapaktilasi lokasi persiapan dan pelaksanaan Bom
Bali. Ali memang fenomenal, saat kawan-kawannya meringkuk dalam sel, ia
malah bisa ngopi bareng Gories Mere di Kafe Starbucks yang di yakini
salah sebuah usaha milik jaringan zionis internasional.

Ketika hal itu memicu kegemparan, Gories beralasan bahwa Ali dibon untuk
mengungkap jaringan teroris. Ini masih masuk akal, Gories memang
berwenang melakukan berbagai upaya dalam penyidikan. Namun bagaimana
bisa TV One "mengebon" Ali yang napi untuk acara eksklusifnya?
Lagi-lagi stasiun televisi yang sahamnya dimiliki oleh taipan media
keturunan Yahudi Rupert Murdoch -melalui Star TV Group- ini memang hebat.

Okelah,bisa jadi Karni Ilyas berniat baik, memfasilitasi Polri dengan stasiun
televisi tempatnya bekerja dalam kampanye pembentukan opini memerangi
terorisme di Indonesia. Biarlah kelompok Muslim dan pesantren yang
sempat menjadi sasaran kampanye itu marah dan sedih, toh mereka masih
bisa membantah, ini negeri demokrasi tempat pendapat bebas diumbar kan?
Tapi sangat jahat kalau Hamas, Muslim Palestina dan bangsa
terjajah itu kemudian dihalangi dari dukungan Muslim dan bangsa
Indonesia. Yaitu dengan membentuk opini bahwa Israel tidak salah kalau
menyerang mereka. Salah mereka sendiri melakukan perlawanan
terus-menerus pada penjajah zionis yang jauh lebih kuat. Ini adalah
kampanye terselubung mendukung kekejian zionisme.

http://www.muslimda ily.net/2009/ 01/05/Antara+ Gaza%2C+Grace% 2C+TV+One+ dan
+Karni+Ilyas+ .html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kirimkan Komentar, kesan dan pesan anda untuk memjadi bahan agar situs ini makin baik kedepan...